Kuhentikan gerakan tanganku mengatupkan selimut ke tubuh lelahku
Kupandang sekilas senyum indah yang mengintipku dari balik jendela kamarku
Kubalas senyumnya dengan tak kalah indahnya, menurutku
Dia memanggilku untuk datang menemani kesendiriannya
Hatiku bersorak, bahagia.....................
Aku yang selalu sendiri
Aku yang selalu merasa sepi
Kini ada yang memanggilku
Ada yang membutuhkanku
Sebentar lagi aku tak sendiri
Sebentar lagi aku ada yang menemani
Dibawah jendela kamarku kami bertemu
Ah....kau begitu indah, kau begitu baik
Padanya kukisahkan segala kesah
Kututurkan semua gundah
Ah....andai sejak dulu aku mengenalmu
Andai sejak dulu kutahu ada kamu yang mau mendengarkan sedu & sedanku
Kuyakin tak'kan pernah kuismpan seluruh gelisahku
Oh...!!! Bulan sabit yang indah, ma'afkan aku t'lah berbagi murungku denganmu
Katamu..''Ambillah cahayaku, biarkan aku merasai jubah debu milikmu,
Matamu begitu sayu, sekujur tubuhmu hampir beku, masuklah kembali ke kamarmu
Percikkanlah tetes-tetes embun fajar ke wajahmu
Lafazkan syair-syair cinta penenang hati & jiwamu
Lalu, katupkan kembali selimut hangat itu ketubuh indahmu dan senyumlah
Pejamkan matamu, jangan lagi menoleh kepadaku
Karena aku t'lah tertutup jubah debu milikmu
Kau takkan lagi melihatku, akupun akan segera bersembunyi
Rajaku sedang mengintipku dari singgasananya diujung timur sana
Aku akan datang lagi jika Sang Maha Raja memperkenanku